Selasa, 01 Januari 2013

The New Me


            Sepi. Aku sendiri. Rumahku sepi di senja ini, bahkan tak ada masku yang biasanya menjadi penunggu lantai dua. Kebetulan tak ada hujan yang turun membasahi pertiwi. Seperti biasa aku bergegas berlari ke lantai dua, melompati balkon sedikit dan sampailah aku di tempat favoritku tanpa ada yang mengganggu yaitu atap rumah. Aku merenungi lazuardi yang semakin jingga. Sayup terdengar, layung layung jo belek-belek aku belek o jothakanku. Ah, tidak ini hanya bayanganku saja, hanya teringat ucapan singkat pakdheku saat hamparan langit ini menghadirkan senja yang benar-benar jingga. Lagi, aku merenungi diriku. Aku berubah…
                Bukan. Bukan berubah menjadi power ranger pink seperti yang kuharapkan. Aku tak bisa mengeluarkan jurus kameha meha atau tapak budha yang kuinginkan. Aku hanya sadar bahwa aku berubah. Itu saja. Perjalanan waktu mengubahku. Aku mem-flashback kehidupanku selama setahun ini, mumpung sekarang adalah akhir dari 2012 dan aku semakin sadar aku banyak berubah.
                Awal tahun, Januari, Februari, Maret, April. Aku ababil, banget. Aku kayak kimcil. Kayak anak remaja jaman sekarang. Kemana-mana sama pacar, makan di kantin sekolah sama pacar, bangga banget sama pacar, pokoknya apa-apa pacar. Pulang dianter pacar, beberapa kali berangkat dijemput pacar, mau pergi-pergi minta dianter pacar. Ponsel tak berada disampingku? Sama dengan mampus. Tak ada getaran ponsel yang berisi sms dari si dia? Bingungnya sampai setengah gila. Alay ya?
                Sampai pada akhirnya tak ada lagi kata ‘pacar’ dalam hidupku di bulan-bulan selanjutnya. Dekat jauh dekat lagi jauh lagi. Tarik ulur tarik lagi ulur lagi. Dan itu semua terjadi sama ‘mantan’ kata ganti untuk ‘pacar’ yang sudah basi. Aku… Jadi… Semakin… Ababil. Sekian. Banyak yang mendukung, tapi jauh lebih banyak lagi yang tidak menyetujuiku untuk bersamanya lagi. Puncak tarik-ulur-dekat-jauh itu adalah bulan November yang agaknya harus kutahbiskan sebagai bulan kebangkitan, bulan perubahan.
                Aku memutuskan untuk jauh, dan tak dekat-dekat lagi. Tahu kenapa? Lelah. Hanya satu kata ‘lelah’ cukup menjawab segalanya. Aku lelah dengan sikapnya yang selalu tarik-ulur. Aku lelah dengan banyaknya jumlah homo sapiens di sekitarku yang menasehatiku untuk tidak dengannya lagi. Aku lelah dengan segala ketidakpastian, meskipun di dunia ini segalanya memang serba tidak pasti, bahkan dalam pelajaran Kimia pun ada sebuah asas ketidakpastian dari Heisenberg.  Aku lelah.
                Sekarang, akhirnya… Setelah menyandang predikat sebagai ‘gagal move on tahun 2012’ aku hanya tersenyum puas. Tahun 2013 aku pasti berhasil kok! Because, this is the new me. Aku yang baru. Aku yang sudah berhasil mengenyahkan perasaan ini jauh-jauh. Aku yang berhasil melihat dari segi untung-rugi. Aku yang berhasil bangun dari mimpi dan menjalani kehidupan dalam realita. Aku yang sudah jarang main HP, yang jika ponselku tak berada di sampingku aku sudah biasa saja. Aku yang mulai lebih memahami sekitar, yang tak hanya bisa tidur-tiduran sembari smsan. Dan semoga, menjadi aku yang lebih dewasa menyikapi hidup.
                Aku menarik nafas, kuhirup sedalam-dalamnya, dan kuhembuskan perlahan. Inilah aku, aku yang baru. Aku yang berjuta kali lebih baik dari aku yang dulu. Ini aku, dunia. Ini aku! Aku yang semoga semakin dewasa, dan menjadi lebih mapan pemikirannya 6 bulan lagi, saat usiaku 17. Renungan senja yang indah ini pun harus berakhir. Seiring dengan menggelincirnya sang surya, menggelapnya lazuardi, dan deru kendaraan yang datang. Aku melangkah pergi, sembari berteriak dalam hati…  This is the new me, hey twilight!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar