Sabtu, 29 Oktober 2011

Sumbang Cerpen Karyaku ^^

Annyeong famz.. ^^
I'm back ^^
Kali ini mau sumbang cerpen karyaku.. Maaf ya kalo geje n agak anehh.. haha...
Behind the scene-nya cerpen ini tragis banget lhoo... Makanya aku berusaha banget biar cerpen ini ngeksis dimana-mana... Biar oknum2 tak bertanggung jawab itu tertohok xD
So enjoy it... ;)


Never Say Never
By: Erwita D. Hutami

Ifa melangkah penuh semangat. Ini hari pertamanya memakai seragam putih abu-abu. Senyumnya merekah melihat paras tampan kakak angkatannya. Namun, hanya satu yang benar-benar membuat hatinya bergejolak, Kak Iqbal. Dia tidak terlalu tampan dibandingkan yang lain, namun wajahnya teduh. Itulah yang Ifa incar selama ini.
“Woy! Kamu homo ya, Bal? Gasuka cewek?” goda seorang kawannya, yang berpenampilan 1800 dari Kak Iqbal.
“Hush! Ngaco! Aku normal ya. Cuma belum nemuin akhwat yang tepat.”
“Apa? Kawat? Kamu mau pacaran sama kawat?”
“Akhwat, bos. Bukan kawat..” sambungnya “Gadis berjilbab yang baik hati, budi, & bahasanya. Gadis yang ceria tapi tetap santun dan anggun.” Glek! Ifa yang mendengarnya hanya mampu menelan ludah.
Ifa pernah berkomitmen untuk tidak memakai jilbab dulu. Alasannya? Karena, Ia belum mengerudungi hatinya. Sekarang, demi mendapatkan Kak Iqbal, haruskah dia berjilbab? Ia bimbang.. Dan akhirnya Ifa mendapat wangsit untuk mencoba berjilbab. Lagi pula saat Ramadhan, semua siswi muslim wajib berjilbab. Alhasil, gemparlah seisi kelas dan sekolah!!
“Fa, kamu sakit?”
“Fa, kamu salah minum obat?” atau yang lebih parah lagi…
“Fa, kamu abis kesambet setan ya?” Wow.. Hari yang melelahkan bagi Ifa. Wajahnya murung. Sebenarnya, Ia tampak cantik dengan jilbab, tapi orang-orang di sekitarnya belum menerimanya. Tiba-tiba, satu kesejukan menerpa hatinya. Perlahan, sinar wajahnya kembali cerah.
“Ini dek Ifa yang biasanya gak berjilbab?” tanya Kak Iqbal.Ifa mengangguk pelan.
“Subhanallah, kamu terlihat lebih cantik.” pujinya. Dan mulai saat itu, mereka semakin dekat dan dekat.
Selang beberapa minggu kemudian.. Sekolah itu kembali gempar! Kak Iqbal yang sempat dikira homo akhirnya memiliki perasaan spesial pada Aisyah. Bagaimana dengan Ifa? Kretek—kretek—pyarr… Kalau hatinya adalah porselen, pasti suara pecahnya terdengar sampai pelosok negeri ini. Sekarang, Ifa ragu, haruskah Ia tetap mengenakan jilbabnya? Meski status misinya sudah ‘mission failed’? Ia kembali ragu. Hatinya bimbang. Kini Ia tak lagi mendapat wangsit, tapi hidayah.
“Buat apa aku melepas jilbabku? Awalnya mungkin aku memakainya untuk Kak Iqbal. Tapi, sekarang aku mau memakainya untuk Allah S.W.T. Dulu, aku pernah bilang never untuk jilbab. Tapi, sekarang, aku sadar, never say never untuk hal yang baik…” tekad Ifa dalam hati.
Kini, Ifa sudah ikhlas. Mungkin kakak berwajah teduh itu bukan jodohnya. Yang terpenting, kini Ia akan berusaha menjadi yang terbaik. Dengan selembar jilbab yang menjadi mahkota barunya.

sekian dari sayaa ^^v
Atas kegejeannya saya mohon maaf.. Annyeong gaseyo all^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar